ANGINDAI.COM – Katto Bokko, sebuah tradisi adat panen raya masyarakat dan pemangku adat Kerajaan Marusu, terus dipertahankan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Upacara ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas hasil panen melimpah yang diperoleh dalam satu musim panen.
Menurut Dr. Ery Iswary, Pengamat Budaya sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Makassar, Katto Bokko memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari pesta panen di daerah lain.
“Upacara Katto Bokko ini adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diperoleh. Namun yang membuatnya berbeda adalah adanya prosesi ritual, seperti aru tomarusu dan aru tubarania, yang mengiringi jalannya upacara,” ungkap Dr. Ery, Minggu (16/3/2025).
Rangkaian ritual Katto Bokko dimulai sejak proses pemilihan benih hingga panen. Seluruh proses tetap menggunakan alat tradisional seperti ani-ani dan sabit, sebagai upaya melestarikan warisan budaya leluhur.
Sebelum upacara Katto Bokko dilaksanakan, masyarakat bersama para pemangku adat terlebih dahulu bermusyawarah untuk menentukan hari baik untuk melaksanakan panen perdana secara bersama-sama.
Selain menjadi wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta, Katto Bokko juga menjadi sarana melestarikan kearifan lokal, seperti nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan.
Dr. Ery menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, tidak ada sekat sosial yang membedakan pemimpin dan rakyat.
Semua pihak, mulai dari masyarakat biasa hingga raja dan pemangku adat, berbaur untuk menikmati pesta panen ini.
“Mereka setara menikmati pesta itu, tidak ada sekat antara masyarakat biasa dengan pemangku adat atau raja. Mereka saling bergotong royong dan nilai-nilai kebersamaan terjalin,” tambah Dr. Ery.
Tradisi Katto Bokko menjadi bukti nyata upaya masyarakat Maros dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal, sambil mempererat hubungan antara pemimpin dan rakyat.
Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, Katto Bokko tidak hanya menjadi simbol syukur, tetapi juga warisan budaya yang penting untuk terus dijaga.