angindai.com platfom digital modern
Budaya

Mengenal Makam Bersejarah Datu’ La Cincing di Kota Parepare

×

Mengenal Makam Bersejarah Datu’ La Cincing di Kota Parepare

Sebarkan artikel ini
Makam Bersejarah Datu' La Cincing di Kota Parepare (dok. angindai.com)
Makam Bersejarah Datu' La Cincing di Kota Parepare (dok. angindai.com)

ANGINDAI.COMMakam Datu’ La Cincing di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, telah menjadi simbol perjalanan panjang masyarakat Bugis dari masa lalu hingga masa kini. Tempat ini tidak hanya mencerminkan nilai-nilai sejarah, tetapi juga menjadi tanda penghormatan terhadap warisan budaya Bugis yang begitu kaya dan mendalam. Komplek makam Datu’ La Cincing berada di Jl. Baso Daeng Ngerang, Kecamatan Ujung, Kota Parepare.

Perjalanan Hidup Datu’ La Cincing

Datu’ La Cincing, yang juga dikenal sebagai Sultan Muhammad Akil Ali Karaeng Mangeppe, adalah seorang tokoh berpengaruh dalam sejarah Bugis. Ia lahir pada tahun 1859 sebagai putra kedua dari Muhammad Arase’ Petta CambangngE Arung Malolo Sidenreng dengan Permainsuri, Wi Nomba Datu Pammana. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan kecerdasan dan ketangguhan yang luar biasa, yang kemudian membentuknya menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan dihormati.

Selama menjabat sebagai Arung Matoa Wajo selama kurang lebih 26 tahun, Datu’ La Cincing lebih sering tinggal dan menetap di Parepare. Ini membuktikan kedekatannya dengan masyarakat setempat dan keinginannya untuk selalu berada di tengah-tengah rakyatnya. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan penuh dengan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat yang dipimpinnya.

Makam Datu' La Cincing (IST/ angindai.com)
Makam Datu’ La Cincing (IST/ angindai.com)

Pada tanggal 12 Oktober 1885, beliau wafat di Cappagalung dan diberi gelar anumerta sebagai Petta MatinroE ri Cappa Galung. Kepergian beliau menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Bugis, namun warisannya terus hidup melalui makamnya yang kini menjadi simbol sejarah dan budaya yang begitu penting.

Makam sebagai Cagar Budaya

Menyadari pentingnya menjaga warisan budaya, Pemerintah Kota Parepare telah menetapkan makam Datu’ La Cincing sebagai cagar budaya. Langkah ini merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap jasa-jasa Datu’ La Cincing yang telah memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat Bugis dan Parepare khususnya.

Dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya ini, Pemkot Parepare juga menetapkan Rujab Asisten Residen sebagai cagar budaya kota. Hal ini diharapkan dapat mewujudkan Kota Parepare sebagai kota tujuan pariwisata yang menggugah sejarah dan budaya, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya.

Pengaruh dan Warisan

Makam Datu’ La Cincing tidak hanya menjadi tempat beribadah bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang. Setiap langkah yang diambil di tempat ini mengingatkan kita pada perjuangan, kebijaksanaan, dan warisan leluhur yang begitu berharga. Makam ini menjadi simbol dari nilai-nilai kebersamaan, kekuatan, dan keteguhan masyarakat Bugis dalam menghadapi berbagai tantangan.

Selain menjadi tempat yang sakral, makam ini juga berfungsi sebagai pusat pendidikan budaya bagi masyarakat. Banyak generasi muda yang belajar tentang sejarah dan nilai-nilai budaya Bugis melalui makam Datu’ La Cincing. Dengan demikian, makam ini tidak hanya menjadi tempat yang dihormati, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkokoh identitas budaya masyarakat Bugis.

Dengan adanya pengakuan sebagai cagar budaya, diharapkan makam Datu’ La Cincing dapat terus menjadi simbol harmoni antara manusia, budaya, dan alam. Selain itu, upaya ini juga diharapkan dapat mendorong pariwisata di Kota Parepare, sejalan dengan visi Walikota untuk menjadikan Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap.

Melalui langkah-langkah ini, kita berharap bahwa makam Datu’ La Cincing akan terus menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Bugis dan Indonesia secara keseluruhan. Semoga warisan budaya yang begitu berharga ini dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dapat terus hidup dan berkembang.

Tulisan diatas dirangkum angindai.com dari berbagai sumber yang kredibel, jika terjadi perbedaan history sejarah pembaca mohom memberikan masukan dalam perbaikan history Datu’ La Cincing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *