Global

Warga Palestina di Jalur Gaza Idul Adha 2024 Dengan Kelaparan

×

Warga Palestina di Jalur Gaza Idul Adha 2024 Dengan Kelaparan

Sebarkan artikel ini
Seorang perempuan Palestina yang terlantar memasang penutup di dalam tenda daruratnya ketika anak-anak melihat di sebuah kamp di samping jalan di Rafah pada 14 Maret 2024. Hal itu terjadi di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Konflik Israel-Hamas yang berkecamuk sejak 7 Oktober telah menyebabkan kematian massal warga sipil, menyusutkan wilayah yang luas menjadi gurun yang dipenuhi puing-puing, dan memicu peringatan akan terjadinya kelaparan di wilayah Palestina yang berpenduduk 2,4 juta orang. (AFP/MOHAMMED ABED)
Seorang perempuan Palestina yang terlantar memasang penutup di dalam tenda daruratnya ketika anak-anak melihat di sebuah kamp di samping jalan di Rafah pada 14 Maret 2024. Hal itu terjadi di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Konflik Israel-Hamas yang berkecamuk sejak 7 Oktober telah menyebabkan kematian massal warga sipil, menyusutkan wilayah yang luas menjadi gurun yang dipenuhi puing-puing, dan memicu peringatan akan terjadinya kelaparan di wilayah Palestina yang berpenduduk 2,4 juta orang. (AFP/MOHAMMED ABED)

ANGINDAI.COM – Berkecamuknya perang dan kelaparan akut di Jalur Gaza telah menghalangi warga Palestina untuk merayakan Idul Adha 1445 H tahun ini. 

Musim panas lalu, mereka masih dapat merayakan Hari Idul Adha dengan memotong hewan kurban, berbagi daging dengan yang kurang beruntung, dan memberikan pakaian baru atau hadiah kepada anak-anak. 

Namun, setelah lebih dari delapan bulan perang Israel-Hamas, banyak keluarga sekarang terpaksa hanya makan makanan kaleng di tenda-tenda pengungsian yang sesak.

Stok daging hampir tidak ada di pasar lokal, dan warga Gaza tidak memiliki uang untuk membeli makanan atau hadiah. 

Mereka menghadapi perang, kelaparan, dan penderitaan yang tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat. Nadia Hamouda, yang putrinya tewas dalam perang, berkata dengan suara lirih, “Tidak ada Idul Adha tahun ini.”.

Sebelum perang, Gaza memang merupakan wilayah miskin dan terisolasi, tetapi warga masih dapat merayakan Idul Adha dengan memasang dekorasi berwarna-warni, memberikan hadiah kejutan bagi anak-anak, dan membeli daging atau memotong hewan kurban untuk dibagikan kepada yang kurang beruntung. 

Namun, kini sebagian besar Gaza hancur, dan hampir seluruh penduduk yang semula berjumlah 2,3 juta orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Perang Israel-Hamas telah menghancurkan sebagian besar produksi pangan dan pertanian, memaksa warga Palestina bergantung pada bantuan kemanusiaan yang juga tertahan oleh berbagai pembatasan yang diberlakukan Israel. 

Badan-badan PBB memperingatkan bahwa lebih dari satu juta orang, hampir separuh penduduk, dapat mengalami kelaparan sangat akut dalam beberapa bulan mendatang.

Selain itu, warga Gaza juga tidak dapat menunaikan ibadah haji karena Mesir menutup pintu perbatasan utama dari negara itu ke Kota Rafah, satu-satunya rute masuk dan keluar dari wilayah tersebut. 

Pemblokiran pintu perbatasan telah menyebabkan kelangkaan ternak dan pakan yang parah, memicu kenaikan harga, dan memaksa sebagian peternak lokal mengungsi ke tempat-tempat penampungan.

Sementara warga Gaza berharap ada sedikit uang untuk membahagiakan anak-anak mereka saat Idul Adha, operasi militer Israel di Gaza terus berlanjut. IDF melaporkan 34 warga Palestina tewas dan 71 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir. 

Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, juga melaporkan dua sandera Israel tewas dalam serangan udara beberapa hari lalu. Situasi ini menambah derita warga Gaza yang sudah terlalu lama menghadapi perang dan kelaparan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *