Nasional

Pembangunan Istana Negara IKN Dilapisi Kaca Anti Peluru

×

Pembangunan Istana Negara IKN Dilapisi Kaca Anti Peluru

Sebarkan artikel ini
Istana Negara IKN dirancang dengan kecanggihan teknologi terkini, termasuk dinding beton setebal 20 cm dan kaca anti peluru
Istana Negara IKN dirancang dengan kecanggihan teknologi terkini, termasuk dinding beton setebal 20 cm dan kaca anti peluru (IST).

ANGINDAI.COM – Pembangunan Istana Negara Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mencapai tahap signifikan dengan progres konstruksi yang kini berada pada kisaran 67-68 persen. 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu penyelesaian infrastruktur dasar Batch I ini, menjelang target penyelesaian pada Juni 2024 dan uji coba yang dijadwalkan pada Juli 2024.

Ketua Bidang Perencanaan Penataan Kawasan dari Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Dwityo Akoro Soeranto, mengungkapkan bahwa pembangunan melibatkan berbagai pihak multistakeholders yang bekerja sesuai detail engineering design (DED). 

“Tahapannya berjenjang, mulai dari Presiden, Sekretariat Presiden, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Menteri PUPR, hingga Kontraktor Pelaksana,” jelas Dwityo dikutip, Jumat (17/5).

Istana Negara IKN dirancang dengan kecanggihan teknologi terkini, termasuk dinding beton setebal 20 cm dan kaca anti peluru yang memenuhi standar keamanan tinggi. 

Desain bangunan yang monumental dan simetris diwujudkan melalui 34 pilar tinggi yang menghiasi wajah depan istana, mencerminkan konsep keseimbangan yang juga diterapkan pada keseluruhan kawasan.

Interior istana menampilkan lantai marmer hijau Juparana dan Ujungpandang, serta dinding yang dilapisi kayu ukiran dari Jawa dan Bali, anyaman pisang, dan berbagai jenis batu alam. 

Plafonnya terbuat dari gypsum, kayu solid, veneer, dan tembaga, sementara pintu-pintu bermaterial kayu jati solid dan kayu anti peluru.

Lanskap istana dirancang sebagai ‘smart city forest’ dengan area tanam seluas 109.932 meter persegi yang terdiri dari 40 persen tanaman endemik dan 60 persen tanaman non-endemik. 

“Penataan lanskap harus mengacu pada konsep smart city forest,” ujar Eko Arief S., Project Manager Istana Negara dan Lapangan Upacara.

Dengan penataan lanskap yang mencakup berbagai jenis pohon, semak, dan rumput, serta fitur air, Istana Negara IKN diharapkan menjadi simbol kemajuan dan keberlanjutan Indonesia.