angindai.com platfom digital modern
BudayaTravel

Tradisi Kalondo Lopi Masyarakat Maritim Desa Sangiang Wera Bima

×

Tradisi Kalondo Lopi Masyarakat Maritim Desa Sangiang Wera Bima

Sebarkan artikel ini
Tradisi Kalondo Lopi (IST)
Tradisi Kalondo Lopi (IST)

ANGINDAI.COM – Desa Sangiang Wera di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, kembali menggelar tradisi tahunan Kalondo Lopi, sebuah prosesi peluncuran kapal dari daratan ke lautan.

Tradisi kalondo lopi merupakan bagian dari budaya maritim masyarakat nelayan Bima yang memiliki sejarah panjang dalam pembuatan kapal.

Kalondo Lopi, yang berarti “menurunkan kapal” dalam bahasa lokal suku Bima, adalah ritual sakral yang melibatkan seluruh masyarakat desa. Proses ini dimulai dengan pembuatan kapal yang dikerjakan oleh hampir semua warga, dipimpin oleh seorang tukang ahli yang disebut Panggita. Setiap orang memiliki peran masing-masing dalam pembuatan kapal, mulai dari dek hingga buritan.

Setelah kapal selesai dibuat, acara puncak Kalondo Lopi dimulai dengan Doa Lopi pada malam sebelumnya. Masyarakat berkumpul untuk memanjatkan doa demi keselamatan kapal yang akan berlayar untuk pertama kalinya. Doa ini diikuti dengan acara ramah tamah hingga tengah malam.

Pada pagi hari, setelah salat Subuh, upacara peluncuran kapal dilakukan. Seluruh warga desa bekerja sama untuk mendorong dan menarik kapal ke laut. Proses ini memakan waktu cukup lama hingga kapal akhirnya menyentuh permukaan air laut. Ketika kapal berhasil diluncurkan, masyarakat bersuka cita merayakan keberhasilan tersebut.

Tahun ini, prosesi Kalondo Lopi dihadiri oleh Danrem 162/Wira Bhakti, Brigjen TNI Agus Bhakti, yang turut menyaksikan peluncuran Kapal Akbar Wira Bhakti. Kapal ini memiliki panjang 15 meter dan lebar 7,3 meter, dan memakan waktu dua tahun untuk diselesaikan.

Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan budaya, termasuk Tari Buja Kadanda yang menggambarkan dua prajurit yang sedang berperang, menambah semarak suasana perayaan. Masyarakat berharap tradisi ini terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya dan unik dari Bima.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *