ANGINDAI.COM – Konflik antara Iran dan Israel semakin memanas dengan saling serang menggunakan drone dan misil. Israel sebelumnya telah menyerang Damaskus, dan Iran merespons dengan serangan balasan, membuat situasi semakin tegang.
Menurut laporan dari New York Times, para pejabat Israel menyatakan bahwa mereka akan merespons setiap serangan dari Iran dengan serangan balik, yang berpotensi memicu eskalasi konflik yang lebih luas.
Selama beberapa dekade, musuh-musuh Iran, terutama Amerika Serikat dan Israel, telah menghindari konfrontasi langsung dengan Iran karena kompleksitas aparat militer Teheran.
Sementara Iran vs Israel terlibat dalam perang bayangan yang panjang melalui serangan udara, laut, darat, dan dunia maya.
Israel secara diam-diam telah mengincar fasilitas militer dan nuklir Iran serta melakukan pembunuhan terhadap para komandan dan ilmuwan.
Menurut para analis, ada alasan mengapa Iran jarang diserang. Iran memiliki angkatan bersenjata terbesar di Timur Tengah, dengan lebih dari 580.000 personel aktif dan 200.000 personel cadangan yang terlatih.
Iran juga memiliki gudang rudal balistik dan drone terbesar di wilayah tersebut, termasuk rudal dengan jangkauan lebih dari 2.000 kilometer yang dapat mencapai Israel.
Kedua negara memiliki perbedaan signifikan dalam berbagai aspek kekuatan militer:
– Iran memiliki jumlah populasi, SDM, dan personel militer yang lebih besar daripada Israel.
– Israel memiliki anggaran pertahanan yang lebih tinggi dibandingkan Iran, serta jumlah pesawat udara yang sedikit lebih banyak.
– Kekuatan darat dan angkatan laut juga menunjukkan perbedaan, misalnya Iran memiliki lebih banyak jumlah tank dan kapal selam dibandingkan Israel.
Kedua negara memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam bidang militer.
Konflik antara Iran dan Israel telah memunculkan ketegangan yang berpotensi berlanjut ke konflik lebih luas dan mencemaskan kawasan Timur Tengah.
Perbandingan data kekuatan militer tersebut dapat menjadi acuan untuk memahami dinamika persaingan antara Iran dan Israel.