News

Kisah Isra Mi’raj, Pertemuan Rasulullah SAW dan Menerima Perintah Shalat

×

Kisah Isra Mi’raj, Pertemuan Rasulullah SAW dan Menerima Perintah Shalat

Sebarkan artikel ini
Kisah Isra Mi'raj, Pertemuan Rasulullah SAW dan Menerima Perintah Shalat
Kisah Isra Mi'raj, Pertemuan Rasulullah SAW dan Menerima Perintah Shalat (Ilustrasi)

Angindai.com – Isra Mi’raj merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW untuk bertemu dengan Allah SWT. Kisah ini merupakan peristiwa penting dalam agama Islam dan sangat dihormati oleh umat Islam.

Peringatan Isra Mi’raj biasanya jatuh setiap tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriah. Tahun 2024, peristiwa ini jatuh pada hari Kamis, 8 Februari.

Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima perintah shalat lima waktu. Pertemuan antara Allah SWT dan Rasulullah SAW di langit ketujuh yang hanya berlangsung selama satu malam, merupakan kejadian yang luar biasa dan khusus yang hanya mungkin terjadi berkat Keagungan dan Kebesaran Allah SWT.

Berikut penjelasan detail mengenai peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah SAW:

Kisah Isra dan Mi’raj Rasulullah SAW

Umat Islam di seluruh dunia merayakan peristiwa bersejarah, yaitu Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW, pada akhir bulan Rajab. Peristiwa ini sangat penting karena Nabi Muhammad SAW membawa pesan bagi umatnya, yaitu kewajiban shalat lima waktu setiap harinya.

Perjalanan ini terjadi ketika Rasulullah SAW sedang dalam kesedihan karena ditinggalkan oleh istrinya, Sayyidah Khadijah al-Kubra, dan pamannya, Abu Thalib. Allah SWT memperjalankan beliau dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dan kemudian ke Sidratul Muntaha. Perjalanan tersebut didampingi oleh Malaikat Jibril as sebagai pemandu.

Kisah ini diuraikan secara terperinci dalam sebuah kitab karya Syekh Najmuddin al-Ghaithi yang berjudul Qishshatul Mi’raj. Kitab ini kemudian diberikan penjelasan yang lebih luas oleh Sayyid Ahmad al-Dardiri.

Kisah dimulai dengan kedatangan Malaikat Jibril, Mikail, dan malaikat lain membawa air zamzam ke Nabi Muhammad SAW di kediamannya. Ketiga malaikat tersebut membersihkan hati Nabi dari segala keburukan dengan air zamzam dan mengisinya dengan kebaikan, termasuk pengetahuan, keyakinan, dan keislaman.

Dalam kisah ini, disebutkan tentang Buraq yang menjadi kendaraan Nabi dalam perjalanan tersebut. Buraq memiliki warna putih, tinggi di atas keledai dan di bawah kuda. Keistimewaan Buraq juga dijelaskan, seperti cara berjalannya yang menyesuaikan kondisi tanahnya sehingga Nabi Muhammad SAW tidak merasakan naik turun, tetapi tetap stabil.

Perjalanan yang hanya berlangsung semalam itu seolah-olah melalui perjalanan panjang berhari-hari. Nabi Muhammad SAW menemui banyak peristiwa yang menghadirkan pengalaman dan pengetahuan baru baginya. Malaikat Jibril selalu memberikan penjelasan dari setiap peristiwa yang dialami bersama.

Dalam kitab tersebut juga diuraikan bagaimana Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT terkait dengan kewajiban shalat, mulai dari 50 kali shalat hingga akhirnya ditetapkan sebagai 5 kali shalat dalam sehari. Perubahan ini terjadi setelah Nabi Muhammad SAW kembali meminta petunjuk kepada Allah SWT, atas bimbingan dari Nabi Musa as yang ia temui di langit keenam.

Tentu saja, banyak orang kafir di Makkah meragukan perjalanan semalam ini. Perjalanan tersebut melebihi dimensi akal manusia dan hanya mungkin dalam dimensi iman. Nabi Muhammad SAW dihadapkan pada berbagai pertanyaan, mulai dari gerbang Masjidil Aqsha hingga jumlah unta dalam rombongan yang ia temui. Sayyidina Abu Bakar ra, yang percaya begitu saja pada cerita yang diceritakan Nabi Muhammad SAW, juga turut hadir dalam peristiwa tersebut.