angindai.com platfom digital modern
Ekonomi & Bisnis

Saham Bank Permata Meroket 529,63% Sepanjang 2025

×

Saham Bank Permata Meroket 529,63% Sepanjang 2025

Sebarkan artikel ini
Saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) melonjak drastis hingga 529,63% di tahun 2025, menarik perhatian BEI dengan status UMA
Saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) melonjak drastis hingga 529,63% di tahun 2025, menarik perhatian BEI dengan status UMA

ANGINDAI.COM – Saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mencatat kenaikan luar biasa sepanjang tahun 2025, melonjak hingga 529,63% dan mencapai harga 5.950 pada penutupan perdagangan Senin (29/9/2025).

Kenaikan signifikan ini menarik perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI), yang telah dua kali melabeli saham Permata Bank sebagai unusual market activity (UMA) pada 22 Februari dan 23 September 2025.

Harga saham BNLI saat ini diperdagangkan jauh di atas rata-rata industri perbankan, mencapai 63 kali Price to Earning Ratio (PER) dibandingkan rata-rata industri 14,43%. Selain itu, harga saham juga 4,7 kali lipat nilai buku, jauh melampaui rata-rata bank lain yang hanya 1,7 kali.

Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, menilai bahwa valuasi ini menunjukkan harga saham BNLI saat ini berada pada posisi premium.

Menurut Audi, beberapa faktor pendorong kenaikan harga saham BNLI meliputi akuisisi besar oleh induknya, Bangkok Bank, yang mendorong integrasi dan memperkuat efisiensi operasional serta konsolidasi regulasi.

Selain itu, pemenuhan ketentuan free float saham juga berkontribusi pada peningkatan likuiditas saham publik. Spekulasi aksi korporasi, seperti aktivitas merger dan akuisisi (M&A) antar bank regional, juga disebut-sebut menjadi faktor lain yang mendongkrak harga.

Senada dengan Audi, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong berpendapat bahwa PER BNLI yang mencapai 63x sangat tinggi dan tidak wajar.

Ia bahkan menyebut PBV BNLI melebihi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia. Lukman menilai pergerakan saham BNLI lebih bersifat spekulatif daripada fundamental, yang juga terindikasi dari label UMA oleh BEI.

Terpisah, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyoroti sentimen optimisme di pasar saham secara umum. Banyak investor lokal berspekulasi saham mana yang berpotensi masuk indeks saham global milik institusi besar dunia, dan membeli lebih dulu untuk mendapatkan keuntungan.

Hal ini menciptakan perlombaan di antara investor untuk memprediksi saham-saham yang akan masuk indeks acuan besar seperti MSCI atau FTSE.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *