Angindai.com – Penipuan online semakin berkembang dengan berbagai modusnya. Google sedang menguatkan fitur Play Protect untuk melindungi pengguna Android dari aplikasi penipu yang diunduh dari sumber luar Play Store.
Menurut laporan dari 9to5Google, fitur baru ini ditujukan untuk aplikasi yang terlibat dalam penipuan keuangan, terutama yang diunduh dari sumber pihak ketiga seperti browser, aplikasi pesan, atau manajer file.
Dengan adanya perlindungan baru ini, Play Protect akan secara otomatis menghentikan pemasangan aplikasi jika aplikasi tersebut meminta izin akses yang sering disalahgunakan untuk tujuan penipuan.
Google akan fokus pada aplikasi penipu yang meminta izin akses untuk menerima pesan SMS, membaca SMS, mengikat notifikasi, dan aksesibilitas. Izin-izin tersebut sering dimanfaatkan oleh penipu untuk mengintersep SMS atau notifikasi yang berisi kode sandi sekali pakai dan untuk memata-matai isi layar.
“Setelah menganalisis keluarga malware penipu besar yang mengeksploitasi izin runtime yang sensitif ini, kami menemukan bahwa lebih dari 95% instalasi berasal dari sumber luar-Play internet,” ujar Google seperti yang dilaporkan oleh 9to5Google pada Sabtu (10/2/2024).
Dari cuplikan layar yang tersedia, Play Protect akan secara otomatis menghentikan proses pemasangan aplikasi yang diduga berisiko bagi pengguna. Play Protect juga akan memberikan penjelasan bahwa aplikasi tersebut dapat meminta akses ke data sensitif, meningkatkan risiko pencurian identitas, dan penipuan keuangan.
Fitur keamanan ini akan diuji coba di Singapura dalam beberapa minggu mendatang. Google telah bekerja sama dengan Badan Keamanan Siber Singapura (CSA) untuk menjalankan uji coba tersebut.
Google menyatakan akan terus memantau hasil uji coba ini untuk mengevaluasi dampaknya dan melakukan perubahan yang diperlukan. Saat ini belum ada informasi kapan fitur ini akan tersedia untuk pengguna Android di negara lain.
Selain itu, fitur pemindaian real-time yang disediakan oleh Play Protect telah memberikan dampak signifikan bagi pengguna di India, Thailand, Singapura, dan Brasil. Fitur tersebut telah mengidentifikasi 515.000 aplikasi berbahaya dan mengeluarkan lebih dari 3,1 juta peringatan atau pemblokiran.