angindai.com platfom digital modern
Ekonomi & BisnisTeknologi

50 Unit Mesin ATM Emas Hadir di Indonesia Masyarakat Cetak Sendiri

×

50 Unit Mesin ATM Emas Hadir di Indonesia Masyarakat Cetak Sendiri

Sebarkan artikel ini
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, memperlihatkan proses transaksi melalui ATM Emas pertama di Indonesia di kantornya, Jakarta, pada Rabu (5/3/2025).
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, memperlihatkan proses transaksi melalui ATM Emas pertama di Indonesia di kantornya, Jakarta, pada Rabu (5/3/2025).

ANGINDAI.COM – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memperkenalkan layanan transaksi emas melalui ATM Emas pertama di Indonesia. Layanan ini memungkinkan pembelian emas secara digital melalui platform BSI Emas Digital. 

Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna, mengungkapkan bahwa sebanyak 50 unit ATM Emas akan segera didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia. Namun, peluncuran resmi masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Emas yang kami tawarkan melalui BSI Gold memiliki kadar kemurnian 99,99 persen. Kami juga berusaha untuk mendapatkan sertifikasi dari London Bullion Market Association (LBMA), selain Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sertifikat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI),” ujar Anton dalam acara Buka Bersama Media di Kantor BSI, Jakarta, Jumat (7/3).

Anton optimistis bahwa bank emas ini akan menarik perhatian pelaku industri emas dari hulu hingga hilir, memberikan nilai tambah dalam rantai produksi. Hilirisasi logam mulia dinilai mampu meningkatkan nilai ekonomi bijih emas hingga 10 kali lipat.

BSI menghadirkan berbagai keunggulan dalam bisnis bank emas, di antaranya: layanan bank emas pertama di Indonesia dengan produk unggulan BSI Gold berstandar 99,99 persen, bersertifikasi SNI dan MUI; jaringan luas dengan lebih dari 110.000 BSI Agen di seluruh Indonesia yang siap melayani transaksi emas; serta akses transaksi emas yang fleksibel melalui aplikasi BYOND by BSI, memungkinkan pelanggan bertransaksi kapan saja dan di mana saja.

Potensi pasar emas di Indonesia masih sangat besar. Menurut Anton, permintaan emas per kapita di Indonesia tercatat sebagai yang terendah di Asia Tenggara, hanya 0,16 gram per orang.

Hal ini membuka peluang besar bagi pengembangan industri emas di dalam negeri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *