ANGINDAI.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, Indonesia memiliki 20 lokasi potensi sumber daya penyimpanan emisi karbon hingga 570 gigaton di akuifer garam dan reservoir minyak dan gas yang sudah habis.
“Kita punya potensi 570 gigaton CO2 untuk minyak dan gas dan sekitar empat sampai lima gigaton dan sisanya untuk akuifer garam,” jelas Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhamad, dikutip Jum’at (17/5).
Noor menjelaskan, 577,62 gigaton CO2 itu berdasarkan hasil kajian dari LEMIGAS yang merupakan Balai Besar di bawah Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM.
Noor Arifin mengungkapkan, proyek CCS di dalam negeri itu bisa diusulkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Sebab diakuinya, hingga saat ini, memang belum ada proyek CCS dalam negeri yang menjadi PSN.
Namun, katanya, terdapat jenis proyek Carbon Capture Utlization and Storage (CCUS) yang menjadi PSN, yakni seperti yang ada pada Blok Tangguh, Bintuni Papua Barat.
“Kalau yang saat ini tuh yang PSN, Tangguh ya, CCUS. CCUS-nya sudah jadi PSN di situ iya. Kalau CCUS itu karbonnya tidak ditangkap di store, tapi digunakan untuk untuk menekan, nambah pressure untuk produksi lagi,” pungkas Noor Arifin.
Berikut beberapa daftar potensi penyimpanan CO2 di dalam negeri berdasarkan catatan Ditjen Migas Kementerian ESDM:
1. North East Java: 100.83 Giga Ton
2. Tarakan: 91,92 Giga Ton
3. North Sumatera: 53,34 Giga Ton
4. Makassar Strait: 50,70 Giga Ton
5. Central Sumatera: 43,54 Giga Ton
6. Kutai: 43,00 Giga Ton
7. Banggai: 40,31 Giga Ton
8. South Sumatera: 39,69 Giga Ton
9. Kendeng: 30,64 Giga Ton
10. West Natuna: 13,15 Giga Ton
11. Barito: 12,05 Giga Ton
12. Seram: 11,58 Giga Ton
13. Pasir: 10,36 Giga Ton
14. Salawati: 8,75 Giga Ton
15. West Java: 7,22 Giga Ton
16. Sunda Asri: 6,52 Giga Ton
17. Sengkang: 4,31 Giga Ton
18. Bintuni: 2,13 Giga Ton
19. North Serayu: 1,55 Giga Ton
20. Bawean: 1,16 Giga Ton.