angindai.com platfom digital modern
News

BMKG Peringatkan Potensi Gempa Megathrust dan Tsunami Besar di Indonesia

×

BMKG Peringatkan Potensi Gempa Megathrust dan Tsunami Besar di Indonesia

Sebarkan artikel ini
BMKG kembali mengingatkan masyarakat akan potensi gempa kuat hingga magnitudo 9 dan tsunami di sejumlah segmen megathrust Indonesia, termasuk Selat Sunda dan selatan Jawa - angindai.com
BMKG kembali mengingatkan masyarakat akan potensi gempa kuat hingga magnitudo 9 dan tsunami di sejumlah segmen megathrust Indonesia, termasuk Selat Sunda dan selatan Jawa - angindai.com

ANGINDAI.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan serius kepada masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi besar yang diakibatkan oleh zona megathrust.

Fenomena ini, yang disebut “tinggal menunggu waktu” oleh BMKG, berpotensi memicu gempa hingga magnitudo 9 dan tsunami dahsyat yang dapat berdampak luas di pesisir barat Sumatra, selatan Jawa, hingga Papua.

Dalam unggahan resmi di akun Instagram @InfoBMKG, dijelaskan bahwa beberapa segmen megathrust di Indonesia, termasuk wilayah Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, telah sangat lama tidak melepaskan energi.

Kondisi ini dikenal sebagai seismic gap, di mana energi besar terkunci dan berpotensi dilepaskan secara tiba-tiba.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa peringatan ini bukanlah isu baru, melainkan sebuah ajakan berkelanjutan agar masyarakat benar-benar siap menghadapi risiko bencana alam.

Berdasarkan peta Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) tahun 2017, potensi gempa megathrust di selatan Jawa diperkirakan dapat mencapai magnitudo 8,8.

Lebih lanjut, BMKG bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mengingatkan adanya potensi tsunami di kawasan Banten hingga Lampung yang diperkirakan dapat mencapai ketinggian 4 hingga 8 meter.

Untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi, masyarakat diimbau untuk memahami langkah-langkah penyelamatan dasar, mengenali jalur evakuasi di lingkungan masing-masing, serta aktif mengikuti informasi resmi yang dikeluarkan oleh BMKG.

“Bencana memang tak bisa dicegah, tapi dampaknya bisa dikurangi lewat kesiapsiagaan,” tegas Dwikorita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *