angindai.com platfom digital modern
News

Super Topan Ragasa Mengancam Asia, Taiwan dan Filipina Bersiap Hadapi Dampak Terburuk

×

Super Topan Ragasa Mengancam Asia, Taiwan dan Filipina Bersiap Hadapi Dampak Terburuk

Sebarkan artikel ini
BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar mengeluarkan peringatan dini banjir rob di perairan Makassar hingga Pinrang
Super Topan Ragasa terus menguat dan bergerak menuju selatan China setelah diperkirakan melewati Taiwan dan Filipina (Foto: Pixabay/ilustrasi - angindai.com).

ANGINDAI.COM – Super Topan Ragasa terus menguat dan bergerak menuju selatan China setelah diperkirakan melewati Taiwan dan Filipina.

Sebagai langkah antisipasi, Taiwan telah memerintahkan evakuasi warganya pada Minggu (21/9/2025) guna menghindari risiko banjir dan tanah longsor.

Badan meteorologi Filipina melaporkan bahwa Topan Ragasa mengalami “intensifikasi cepat” dan diprediksi akan mendarat di wilayah kepulauan Batanes atau Babuyan pada Selasa (23/9) sore.

Meskipun wilayah ini jarang penduduk, potensi bencana tetap tinggi. Kecepatan angin maksimum di pusat badai mencapai 185 kilometer per jam dengan hembusan hingga 230 kilometer per jam, bergerak ke arah barat melintasi kepulauan Filipina menuju Laut Cina Selatan.

Menteri Dalam Negeri Filipina, Jonvic Remulla, menekankan pentingnya evakuasi dini untuk menyelamatkan nyawa.

Di Taiwan, pihak berwenang telah mengevakuasi hampir 300 orang dari Kabupaten Hualien, dengan jumlah yang dapat bertambah seiring pergerakan topan.

Administrasi Cuaca Pusat Taiwan memperkirakan peringatan darat akan dikeluarkan Minggu malam, dan pada Senin pagi pukul 6, badai diperkirakan berada di perairan sekitar Taiwan.

Ahli cuaca Filipina, John Grender Almario, memperingatkan potensi banjir parah dan tanah longsor di Luzon utara, dengan dampak terkuat mulai Senin pagi dan puncak intensitas sekitar pukul 8. Angin kencang dan hujan lebat juga diperkirakan melanda wilayah lain di Luzon.

Di tengah ancaman badai, Manila, ibu kota Filipina, relatif aman dari dampak langsung Topan Ragasa. Namun, ribuan warga turun ke jalan memprotes dugaan korupsi proyek pengendalian banjir yang melibatkan kerugian miliaran dolar akibat proyek terbengkalai atau fiktif, memicu kemarahan publik. Filipina, yang dilintasi rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, menghadapi kondisi rawan bencana.

Para ilmuwan turut memperingatkan bahwa badai semakin kuat akibat pemanasan global dan perubahan iklim. Peningkatan suhu laut dan atmosfer berkontribusi pada frekuensi dan intensitas badai yang lebih tinggi.

Sementara itu, Observatorium Hong Kong mengingatkan bahwa cuaca akan memburuk pada Selasa dan Rabu, dengan prediksi angin topan dan gelombang pasang yang mirip dengan dampak Topan Mangkhut pada 2018 yang sempat melumpuhkan kota.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *