ANGINDAI.COM – Kepala Desa Samaenre Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sudirman diperiksa polisi, diduga beli timbunan tak berizin.
Hal tersebut dikarenakan adanya pengerjaan lapangan sepak bola di Desa Samaenre yang menggunakan dana desa untuk digunakan membeli timbunan yang diduga ilegal.
Dana yang digunakan untuk membeli timbunan tersebut dengan nilai Rp14,280 juta.
Sudirman mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan penimbunan di lapangan sepak bola menggunakan timbunan dari sawah.
Pihak kepolisian mencium dugaan sehingga melakukan pemeriksaan terhadap Aparat Pemerintah Desa Samaenre Pinrang.
“Ada memang (perbaikan lapangan). Tapi ini sementara ditangani (Polres Pinrang) Tindak Pidana Tertentu (Tipidter), (polisi) sementara diambil keterangan,” kata Sudirman kepada media, Jumat (29/8/2025).
Menurut Sudirman, ia hanya membeli timbunan dari sawah. Namun pihak kepolisian menganggap hal tersebut ilegal.
“Kami selaku pemerintah ini sebagai pembeli. Katanya ini tidak ada izin. Kami kan tidak tahu,” tuturnya.
Sudirman heran dan merasa tidak tahu-menahu alasan pihak kepolisian memanggilnya ke untuk dimintai keterangan terkait pengerjaan lapangan yang dilakukannya.
“Saya kurang tahu juga izin apanya dari Tipidter (Polres Pinrang). Katanya harus ada izin dari pertanian kah, apakah, saya tidak tahu. Yang jelasnya kan kita cuma mau membeli,” herannya.
“Kemudian dia (peyidik) bilang itu kenapa bukan timbunan yang resmi, saya bilang yang mana dibilang timbunan yang resmi dan yang tidak,” tambah Sudirman.
Sudirman menjelaskan bahwa untuk lapangan sepak bola itu tidak boleh digunakan timbunan sembarangan.
“Kan ini lapangan bukan sembarang timbunan. Tanah pun tidak sembarang tanah. Makanya saya kasih tahu pak dusun sama yang orang-orang setempat (dekat lapangan) cari timbunan yang bisa cocok untuk lapangan kita,” jelasnya.
Sudirman membeberkan bahwa pengerjaan lapangan sepak bola tersebut dilakukan oleh pemerintah desa untuk untuk digunakan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI 2026.
“Karena tahun depan itu rencana desa saya tuan rumah perayaan 17 Agustus. Makanya saya tempel-tempel itu (lapangan),” bebernya.
“Anggarannya itu tidak banyak Rp14.280 juta. Itupun timbunan nya bukan untuk satu lapangan itu, cuman sedikit. Timbunan pematang sawah. Kan banyak masyarakat yang ambil,” lanjut Sudirman.