angindai.com platfom digital modern
News

Ribuan Ekor Sapi di Sinjai Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku

×

Ribuan Ekor Sapi di Sinjai Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku

Sebarkan artikel ini

ANGINDAI.COM – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyerang ribuan ekor sapi di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Sepanjang tahun 2025, Dinas Peternakan Sinjai mencatat sebanyak 2.064 ekor sapi terjangkit PMK yang tersebar di tujuh kecamatan di Sinjai.

Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sinjai, Ratnawati, mengungkapkan bahwa kasus PMK terbanyak terjadi di Kecamatan Sinjai Selatan dengan jumlah 1.178 ekor sapi terinfeksi.

Diikuti oleh Kecamatan Tellulimpoe dengan 430 ekor, Kecamatan Sinjai Barat dengan 229 ekor, Kecamatan Bulupoddo dengan 102 ekor, Kecamatan Sinjai Tengah dengan 96 ekor, Kecamatan Sinjai Borong dengan 6 ekor, dan Kecamatan Sinjai Timur dengan 3 ekor.

“Hingga saat ini, sudah 8 ekor sapi mati akibat PMK,” kata Ratnawati, Kamis (13/3/2025).

Ratnawati menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan langkah pengendalian PMK, mulai dari pencegahan hingga pengobatan sapi yang sudah terjangkit PMK.

“Penyebab utama penularan PMK di Kabupaten Sinjai adalah arus lalu lintas ternak, misalnya ada sapi yang terjangkit itu dijual atau dibeli masuk ke Sinjai. Nah, ini yang harus diperhatikan oleh semua stakeholder,” ujarnya.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sinjai juga telah melakukan vaksinasi terhadap ribuan ekor sapi yang ada di Sinjai.

“Sejak Januari hingga Maret 2025, kita sudah vaksin 4.680 ekor sapi yang tersebar di tujuh kecamatan,” tambah Ratnawati.

Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi kepada para peternak mengenai bahaya penyakit PMK dan cara mengendalikannya.

“Hampir setiap hari kita lakukan sosialisasi tentang bahaya penyakit PMK dan cara mengendalikannya,” katanya.

Dengan langkah-langkah pengendalian yang telah dilakukan, diharapkan penyebaran PMK di Kabupaten Sinjai dapat segera dihentikan dan populasi sapi yang ada dapat terlindungi dari ancaman penyakit ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *