angindai.com platfom digital modern
Berita

Perawat Magang di Malang Tewas Dihantam Batu oleh ODGJ

×

Perawat Magang di Malang Tewas Dihantam Batu oleh ODGJ

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI TEWAS - Seorang perawat magang tewas setelah kepalanya terkena lemparan paving block dari pria Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 08.35 WIB. Korban diketahui bernama Firly Akbar (26).

ANGINDAI.COM – Kejadian tragis menimpa seorang perawat magang bernama Firly Akbar (26), warga Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Firly tewas setelah dihantam batu paving oleh seorang pria dengan gangguan jiwa (ODGJ), Agus Sulistiono (47), pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 08.35 WIB. Insiden ini terjadi di gang Dusun Randugembolo, Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, ketika Firly baru saja selesai melaksanakan kegiatan posyandu balita dan lansia.

Kapolsek Singosari, AKP Try Widyanto, menjelaskan bahwa saat kejadian, Firly sedang dalam perjalanan kembali ke puskesmas bersama rekannya, Anom Kukuh Yuwono. Mereka berboncengan menggunakan sepeda motor, di mana Anom sebagai pengemudi dan Firly sebagai penumpang.

Ketika mereka melintas di lokasi kejadian, mereka berpapasan dengan Agus yang saat itu membawa gunting. Tiba-tiba, Agus berlari dan melemparkan dua buah batu paving ke arah mereka. Salah satu batu menghantam kepala Anom yang berhelm, sementara batu lainnya mengenai kepala Firly yang saat itu tidak mengenakan helm. Benturan keras membuat Firly mengalami luka parah hingga tidak sadarkan diri.

“Saudara Anom mengenakan helm, sedangkan korban tidak mengenakan helm. Sehingga luka yang dialami korban cukup parah dengan luka memar dan benjol serta tidak sadarkan diri,” jelas AKP Try Widyanto.

Mengetahui serangan Agus masih berlanjut, Anom dengan sigap melawan dan menjatuhkan Agus ke aspal untuk menghentikan aksinya. Ia kemudian berteriak meminta tolong, sehingga warga sekitar segera datang untuk memberikan bantuan. Agus akhirnya berhasil diamankan oleh warga setempat.

Setelah kejadian, Firly segera dilarikan ke Puskesmas Ardimulyo. Namun, karena luka yang cukup parah, ia dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk mendapatkan perawatan intensif. Firly mengalami pendarahan di kepala dan harus menjalani dua kali operasi. Sayangnya, setelah berjuang di meja operasi, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Firly menghembuskan napas terakhirnya pada malam hari setelah operasi kedua.

Kabar meninggalnya Firly membawa duka mendalam bagi keluarga, rekan kerja, dan masyarakat sekitar. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan berdedikasi tinggi dalam pekerjaannya sebagai perawat magang. Kepergiannya menyisakan kesedihan yang mendalam, terutama bagi teman-temannya di puskesmas yang telah bekerja bersama dan berbagi banyak kenangan.

Setelah diamankan oleh warga, Agus Sulistiono dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan informasi dari warga sekitar, Agus diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang.

“Pelaku merupakan ODGJ yang sebelumnya pernah menjalani perawatan di RSJ Lawang. Setelah berkoordinasi dengan pihak terkait, pelaku akhirnya dibawa kembali ke RSJ Lawang untuk perawatan lebih lanjut,” ujar AKP Try Widyanto.

Polisi juga masih menggali informasi lebih dalam terkait kasus ini. Mereka mencoba mencari tahu apakah Agus masih dalam pengawasan medis, apakah ia rutin menjalani pengobatan, serta apakah ada faktor pemicu yang membuatnya melakukan serangan brutal tersebut.

Masyarakat sekitar merasa prihatin dengan kejadian ini dan berharap ada tindakan lebih lanjut dari pihak berwenang untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Banyak warga yang mempertanyakan bagaimana seseorang dengan riwayat gangguan jiwa bisa bebas berkeliaran tanpa pengawasan yang memadai.

Beberapa tokoh masyarakat setempat juga mulai mendorong agar ada regulasi yang lebih ketat terkait penanganan ODGJ di lingkungan masyarakat. Salah satu usulan yang muncul adalah adanya sistem pemantauan lebih ketat bagi mantan pasien RSJ yang kembali ke lingkungan sosial. Dengan begitu, potensi terjadinya tindakan kekerasan dapat diminimalkan.

Dari sisi pemerintah daerah, pihak Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial dikabarkan mulai berkoordinasi untuk membahas sistem pengawasan dan pendampingan bagi ODGJ yang telah kembali ke masyarakat. Mereka juga berencana memperketat pengawasan dan memastikan bahwa pasien yang masih berpotensi membahayakan orang lain tetap mendapatkan perawatan yang semestinya.

Meninggalnya Firly menambah daftar kasus kekerasan yang melibatkan ODGJ di Indonesia. Masyarakat setempat berharap ada tindakan preventif dari pihak berwenang untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Mereka juga berharap agar pengawasan terhadap ODGJ yang telah kembali ke lingkungan sosial lebih diperketat.

Kepergian Firly meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan sejawatnya. Seorang perawat muda yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi dalam pekerjaannya kini telah tiada akibat aksi tragis yang tidak diduga. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa keselamatan tenaga kesehatan di lapangan juga perlu mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah dan masyarakat.

Keluarga Firly berharap agar kejadian ini dapat menjadi pelajaran dan ada langkah konkret dari pemerintah untuk menangani permasalahan serupa. Mereka juga meminta keadilan dan tanggung jawab dari pihak terkait agar tidak ada korban jiwa lainnya akibat kurangnya pengawasan terhadap ODGJ yang berpotensi membahayakan lingkungan sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *