Budaya

Tradisi Barodak dalam Perkawinan Suku Samawa

×

Tradisi Barodak dalam Perkawinan Suku Samawa

Sebarkan artikel ini

ANGINDAI.COM – Suku Samawa di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak hanya kaya dengan sumber daya alam dan kulinernya, tetapi juga kaya akan tradisi dan adat istiadat yang telah lama mengakar dalam kehidupan masyarakat. Salah satu tradisi yang sudah mengakar adalah tradisi barodak yang dilakukan sebelum pernikahan.

Barodak adalah ritual melulur calon pengantin dengan bedak tradisional Suku Samawa yang bahannya terbuat dari tumbuh-tumbuhan alami. Tradisi ini masih dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Sumbawa maupun di Kabupaten Sumbawa Barat.

Meskipun masyarakat Sumbawa dan Sumbawa Barat hidup di era modern, mereka tetap melestarikan dan menjaga tradisi nenek moyangnya. Tradisi barodak dianggap harus tetap dilakukan dan dilestarikan oleh generasi-generasi berikutnya.

Bahan-bahan Odak atau Lulur

Kelestarian alam dan lingkungan memberikan manfaat besar bagi kehidupan masyarakat Sumbawa. Tidak hanya memberikan dampak ekonomi, sumber air, dan udara segar, tetapi juga mendukung daur hidup manusia, termasuk dalam perkawinan.

Odak atau lulur yang digunakan untuk melulur calon pengantin sangat tergantung pada lingkungan Sumbawa. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat odak diperoleh dari alam dan mudah ditemui. Bahan-bahan ini juga bisa dikonsumsi sebagai bumbu masakan dan makanan pokok masyarakat.

Ina Odak, yang bertugas membuat odak, memetik dan menyiapkan bahan-bahan sendiri melalui ritual-ritual tertentu. Ini karena perkawinan dianggap sakral dan harus dilakukan dengan ketelitian serta aspek spiritual. Bahan-bahan odak yang digunakan antara lain beras, asam jawa yang dibakar, daun inai, dan buah pinang. Setiap bahan memiliki makna mendalam dan memberikan nasihat bagi calon pengantin.

Prosesi Barodak atau Melulur Calon Pengantin

Bahan-bahan odak yang telah dibuat menjadi lulur oleh Ina Odak digunakan untuk melulur calon pengantin pada hari yang sudah disepakati. Prosesi barodak memiliki aturan yang sesuai dengan ajaran Islam, dengan falsafah adat “adat barenti ko syara’ dan syara’ barenti ko kitabullah”.

Prosesi barodak dilakukan di rumah masing-masing calon pengantin dan dihadiri oleh keluarga serta masyarakat. Ketika prosesi dimulai, lulur diusapkan pada wajah dan lengan calon pengantin, diiringi pembacaan barzanji dan musik tradisional gong genang. Tradisi ini bertujuan untuk meminta keberkahan dan keselamatan selama prosesi perkawinan.

Setelah prosesi selesai, rumah calon pengantin dipadati oleh warga untuk menyaksikan pentas Sakeco hingga menjelang salat subuh. Sakeco menyajikan nasihat, cerita, dan humor yang menghipnotis penonton hingga pagi.

Tujuan Barodak atau Melulur

Bagi masyarakat Sumbawa, menjaga dan melestarikan adat istiadat nenek moyang memiliki nilai penting. Tradisi barodak dilakukan dengan tujuan mempercantik dan membersihkan kulit calon pengantin agar terlihat cantik di acara resepsi. Selain itu, barodak juga memiliki makna batiniah, yaitu membersihkan jiwa, pikiran, dan niat calon pengantin.

Barodak memiliki nilai luar biasa yang berdampak pada masyarakat Sumbawa. Masyarakat memaknai pernikahan sebagai ibadah yang harus dilandasi niat tulus dan dilakukan karena Allah Swt.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *