ANGINDAI.COM – Formatur Ketua Umum BADKO HMI Sulawesi Barat, Muh. Ridwan, menegaskan bahwa penggunaan nama BADKO HMI Sulselbar tidak lagi relevan dengan perkembangan organisasi.
Hal ini dikarenakan BADKO HMI Sulawesi Barat telah resmi terbentuk sebagai bagian dari restrukturisasi wilayah teritorial organisasi HMI.
Pembentukan BADKO HMI Sulbar adalah langkah historis yang bertujuan untuk memperkuat kaderisasi dan pelayanan organisasi secara spesifik di wilayah Sulawesi Barat.
Muh. Ridwan menilai bahwa pihak-pihak yang masih menggunakan nama BADKO HMI Sulselbar dianggap tidak sejalan dengan sejarah dan aturan organisasi yang berlaku.
Pemisahan wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat sudah jelas sesuai dengan pembagian teritorial, sehingga penggunaan nomenklatur “Sulselbar” tidak hanya bertentangan dengan keputusan organisasi tetapi juga berpotensi menimbulkan kebingungan di kalangan kader dan masyarakat.
“Pemisahan ini merupakan langkah strategis yang memperkuat peran masing-masing BADKO sesuai wilayahnya. BADKO HMI Sulbar memiliki fokus untuk membangun kaderisasi dan menjawab tantangan pembangunan di wilayah Sulawesi Barat, sementara BADKO HMI Sulsel mengelola wilayah Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, penggunaan nama ‘Sulselbar’ tidak lagi relevan dan harus dihentikan demi menjaga kejelasan struktur organisasi,” tegas Muh. Ridwan.
Ia juga berharap agar seluruh kader dan pengurus HMI menghormati keputusan ini. Pemisahan wilayah bukan untuk memecah organisasi, melainkan memperkuat sinergi dan efektivitas kerja di masing-masing wilayah.
BADKO HMI Sulbar berkomitmen untuk terus memperjuangkan kepentingan kader dan masyarakat Sulawesi Barat dengan memperkuat peran HMI di berbagai sektor.
Dengan pernyataan ini, diharapkan tidak ada lagi pihak yang mempertahankan penggunaan nama BADKO HMI Sulselbar.
Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi profesionalisme dan nilai historis, seluruh pihak diharapkan mendukung pemisahan wilayah teritorial ini demi menjaga keselarasan dan kemajuan HMI.
