ANGINDAI.COM – Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) selama sepekan terakhir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pinrang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama cuaca ekstrem berlangsung.
Kalaksa BPBD Pinrang, Dr Rhommy M Manule, menyatakan bahwa kondisi cuaca ekstrem telah terjadi beberapa pekan terakhir dan diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2025.
“Kondisi cuaca ekstrem sudah terjadi beberapa pekan terakhir dan diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2025 nanti,” kata Rhommy pada Kamis (5/12/2024).
Rhommy menjelaskan bahwa kondisi cuaca ekstrem ini dipicu oleh sejumlah faktor, salah satunya fenomena La Nina yang dapat meningkatkan potensi hujan lebih tinggi dari biasanya.
Dia juga mengimbau masyarakat Pinrang untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi basah selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 hingga awal tahun 2025.
“Cuaca ekstrem ini berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, kami meminta agar seluruh warga masyarakat, khususnya yang berdomisili di dataran tinggi, dataran rendah, dan pesisir pantai, untuk tetap waspada,” ungkapnya.
Rhommy juga menekankan pentingnya mitigasi dan menjaga lingkungan dengan baik untuk menghadapi potensi hujan di akhir tahun.
“Lakukan mitigasi dan jaga lingkungan dengan baik untuk menghadapi potensi hujan di akhir tahun. Pastikan saluran drainase tidak tersumbat, hindari pembuangan sampah sembarangan, dan optimalkan tandon atau embung air sebagai antisipasi pasokan air bersih,” tambahnya.
Sebelumnya, banjir telah merendam sekitar 300 rumah warga dan kebun salak siap panen seluas 100 hektare dengan ketinggian air hingga 1 meter di Kabupaten Pinrang.
Banjir melanda dua dusun, yakni Dusun Mallang dan Lasape, Desa Katomporang, Kecamatan Duampanua, Pinrang, pada Selasa (3/12/2024) sekitar pukul 04.00 WITA.
“Iya, ada juga kebun salak milik warga terdampak. Sekitar 100 hektare kebun salak siap panen,” kata Rhommy.
Sementara itu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pinrang mengungkapkan bahwa banjir di Dusun Mallang dan Lasape disebabkan oleh pendangkalan Sungai Balorang.
“Penyebab utamanya sebenarnya curah hujan tinggi, ditambah dengan pendangkalan di beberapa ruas sungai, khususnya Sungai Balorang,” kata Kabid Irigasi Dinas PSDA Pinrang, Muhammad Husni.