ANGINDAI.COM – Danau Matano, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, salah satu dari lima danau yang membentuk “Kompleks Danau Malili,” merupakan danau tektonik purba yang terbentuk dari aktivitas pergerakan lempeng kerak bumi pada akhir masa Pliosin sekitar 2-4 juta tahun yang lalu.
Danau Matano, bersama dengan Danau Mahalona, Towuti, Masapi, dan Wawantoa, menjadi bagian penting dari ekosistem dan sejarah geologi Indonesia.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Danau Matano ditetapkan sebagai salah satu dari 15 danau prioritas yang menjadi target pemulihan.
Upaya ini bertujuan untuk menjaga kelestarian danau yang memiliki nilai ekologis dan historis tinggi.
Asal Usul Nama dan Keunikan Geologis
Istilah “matano” dalam bahasa masyarakat lokal Desa Matano berarti “mata air” atau sumber air.
Di lokasi ini, terdapat kolam berukuran 8 x 12 meter yang dibangun di sekitar sumber air tersebut.
Dari dasar kolam, gelembung-gelembung air terus bermunculan, menciptakan pemandangan yang seolah-olah kehidupan lahir dari dalam perut bumi.
Mata air ini mengalir dari sekeliling dinding danau hingga ke dasar, menjaga tinggi muka air tetap stabil dan mencegah kekeringan.
Keindahan dan Keanekaragaman Hayati
Danau Matano dikenal sebagai danau terdalam di Asia Tenggara dan kedelapan terdalam di dunia, dengan kedalaman mencapai 590 meter.
Keunikan ini menjadikan Danau Matano sebagai habitat bagi berbagai spesies endemik, termasuk ikan purba dan flora yang hanya ditemukan di kawasan ini.
Upaya Pelestarian
Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Danau Matano telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi Taman Wisata Alam bersama dengan Danau Mahalona dan Towuti.
Status ini memungkinkan pemanfaatan danau untuk pariwisata dan rekreasi alam, sambil tetap menjaga kelestarian ekosistemnya.
Danau Matano tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan sejarah geologis yang kaya.
Upaya pemulihan dan pelestarian yang dilakukan diharapkan dapat menjaga keunikan dan keanekaragaman hayati danau ini untuk generasi mendatang.