Daerah

Puskesmas Mattiro Deceng Laksanakan Gerakan Intervensi Stunting Serentak

×

Puskesmas Mattiro Deceng Laksanakan Gerakan Intervensi Stunting Serentak

Sebarkan artikel ini
Puskesmas Mattiro Deceng, melaksanakan gerakan intervensi serentak dilakukan untuk mengatasi dan mencegah stunting
Puskesmas Mattiro Deceng, melaksanakan gerakan intervensi serentak dilakukan untuk mengatasi dan mencegah stunting (dok. Puskesmas Mattiro Deceng).

ANGINDAI.COM – Puskesmas Mattiro Deceng, melaksanakan gerakan intervensi serentak dilakukan untuk mengatasi dan mencegah stunting.

Kepala Puskesmas Mattiro Deceng, Maipa Darma Tandiassang, S.St mengatakan Stunting, masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, mengganggu pertumbuhan anak. 

Anak-anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan anak seusianya. 

Meskipun sering dianggap sebagai faktor genetika, sebenarnya faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan memiliki pengaruh lebih besar terhadap kondisi kesehatan seseorang.

Stunting biasanya dimulai saat anak masih dalam kandungan dan tampak jelas ketika mereka mencapai usia dua tahun. Oleh karena itu, intervensi stunting perlu dimulai sejak awal kehidupan anak,” kata Maipa, Selasa (25/6).

Maipa menambahkan di wilayah Puskesmas Mattiro Deceng, gerakan intervensi serentak dilakukan untuk mengatasi dan mencegah stunting. Sasaran meliputi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita.

Menurutnya upaya intervensi Stunting dilakukan secara terkoordinasi dan terpadu. Beberapa langkah yang diambil antara lain:

Edukasi: Remaja putri di sekolah diberikan edukasi tentang pentingnya gizi dan kesehatan.

Screening Kesehatan Calon Pengantin: Sebelum menikah, calon pengantin menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi optimal.

Kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita

Ibu hamil dan ibu yang menyusui mendapatkan informasi dan dukungan untuk menjaga kesehatan anak.

Pemantauan Tumbuh Kembang di Posyandu

Posyandu menjadi tempat pemantauan tumbuh kembang balita. Dengan intervensi serentak, diharapkan angka kunjungan balita di posyandu meningkat dari 80% D/S menjadi 100%.

“Semua sektor terkait, termasuk Lurah, kepala lingkungan, tokoh agama, dan para kader, berperan dalam kesuksesan gerakan ini,” ungkapnya.

Maipa mengungkapkan Anak yang sehat dan cerdas adalah harapan bagi keluarga dan masa depan bangsa. 

“Ayo ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya!,” pungkasnya.