DaerahNews

Anak Tidak Sekolah di Jeneponto Capai 2.516 Orang

×

Anak Tidak Sekolah di Jeneponto Capai 2.516 Orang

Sebarkan artikel ini
Anak Tidak Sekolah di Jeneponto Capai 2.516 Orang
Anak Tidak Sekolah di Jeneponto Capai 2.516 Orang (Foto: Ilustrasi).

ANGINDAI.COM – Jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai 2.516 orang.

Jumlah tersebut adalah data sementara dirilis jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jeneponto

“2.516 orang, itu persentasenya baru sekitar 60 persen se-Kabupaten Jeneponto,” kata Kabid PAUD Disdikbud Jeneponto Nurhayati dikutip dari Tribuntimur, Rabu (8/5/2024).

Pendataan ATS dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya membentuk tim di 113 kelurahan/desa dari total 11 kecamatan di Jeneponto.

ATS terbanyak kata Nurhayati, ada di Desa Berroanging. 

“Ada yang memang kita tunjuk pendata berbasis lingkungan dan dusun, terbanyak ATS di wilayah Kecamatan Bangkala Barat, Desa Berroanging,” ucapnya.

Terkait hal tersebut, Pj Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri berupaya mengajak ATS untuk kembali menempuh pendidikan. 

Penyebab anak tidak bersekolah karena ingin membantu orang tuanya bekerja atau karena faktor ekonomi.

“Ada tiga penyebab utama, jadi yang pertama memang ada yang tidak pernah sekolah, kedua putus sekolah, ketiga ada yang meng-drop outkan dirinya walaupun tidak ada angka DO sekarang tapi mereka yang berhenti,” ungkap Junaedi Bakri ditempat yang sama. 

Disebutkan, ATS yang berkeinginan bersekolah akan ditempatkan di setiap tingkatan. Mereka yang telah terdata didominasi di usia 15 tahun ke atas.

“Kalau mereka misalnya umurnya masih dibawah 10 tahun diarahkan ke SD seperti itu, ataukah setara SMP kita arahkan juga, kalau misalnya dia sudah usia 15 tahun akan tetapi belum ada ijazah SD ini kita arahkan ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),” jelasnya 

Junaedi menerangkan, penyebab adanya keluarga pra sejahtera di Jeneponto karena tingkat pendidikan kepala keluarga yang tidak tamat SD.

Bahkan, ada kepala keluarga yang tidak pernah duduk dibangku sekolah.

“Harapan kita ke depan kalau ini tuntas saya kira ya angka kesejahteraan masyarakat, angka kemiskinan bisa kita tekan,” terangnya.