ANGINDAI.COM – Terjadi letusan Gunung Ruang yang tidak hanya menyebabkan gumpalan abu vulkanik, gas, dan awan panas, tetapi juga memicu terjadinya fenomena alam yang langka, yaitu kilatan petir vulkanik di lapisan troposfer bumi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, menjelaskan bahwa kilatan petir vulkanik tidak menimbulkan kerusakan karena terjadi di sekitar lubang erupsi tempat material abu vulkanik keluar.
“Proses terjadinya kilatan petir ini disebabkan oleh suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas, yang menghasilkan loncatan muatan listrik,” kata Hendra Gunawan, Kamis (18/4).
“Gumpalan abu yang keluar dari kawah Gunung Ruang menciptakan cuaca sendiri yang menampilkan kilatan petir,” tambahnya.
Hendra menambahkan, ketika partikel es kecil atau air di awan bertabrakan, listrik terisi dan menghasilkan kilatan petir.
“Proses serupa terjadi pada gunung meletus, di mana kolom erupsi yang mengandung partikel abu vulkanik, air, dan gas bertabrakan dan menciptakan muatan statis yang menghasilkan kilatan petir,” jelasnya.
Peneliti Gunung Api dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Dini Nurfiani, menjelaskan bahwa saat kolom erupsi semakin besar atau tinggi, area dengan muatan listrik positif dan negatif akan terpisah dan menciptakan kilatan petir.
“Parameter penting lain dalam mekanisme terjadinya petir vulkanik adalah kandungan air dalam kolom erupsi yang berasal dari magma, yang bisa lebih banyak daripada kandungan air di atmosfer di sekitar gunung tersebut,” katanya.
Letusan Gunung Ruang pada 17 April 2024 menyebabkan abu vulkanik melontarkan setinggi 3 kilometer dan awan panas meluncur hingga 1,7 kilometer ke arah pantai Pulau Ruang.
Bahkan, Pulau Tagulandang yang berjarak 10 kilometer dari Pulau Ruang mengalami hujan batu dan pasir akibat erupsi tersebut.
Selain itu, letusan Gunung Ruang juga memicu pertumbuhan awan langka berupa Cumulonimbus flammagenitus, yang juga dikenal sebagai pyrocumulus, karena adanya sumber panas saat letusan.
Awan tersebut terbentuk karena udara panas konveksi yang menghasilkan gumpalan awan vertikal.
Seluruh penduduk di Kampung Limpatehe dan Kampung Pumpente sudah dievakuasi ke tempat aman saat letusan Gunung Ruang untuk menghindari bahaya erupsi dan awan panas.
Gunung Ruang, yang berada di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, memiliki ketinggian puncak 725 meter di atas permukaan laut dan menjadi pulau tersendiri yang terpisah dari pulau lainnya.
Gunung api tersebut saat ini berstatus level IV atau status awas dan terus diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.