Menurut Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, inflasi terutama disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi mencapai 7,43% dan memberikan andil sebesar 2,09% terhadap total inflasi.
Amalia juga menjelaskan bahwa komoditas seperti beras, daging ayam, cabai merah, telur ayam, dan gula pasir menjadi penyumbang inflasi dalam kelompok tersebut. Selain itu, komoditas seperti emas perhiasan dan nasi dengan lauk juga berkontribusi signifikan terhadap inflasi.
Dari segi penyebaran inflasi wilayah, seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi secara tahunan, dengan inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar 4,78% dan inflasi terendah terjadi di Papua Barat Daya sebesar 1,42%.
“Secara bulanan, inflasi pada bulan Maret 2024 mencapai 0,52%, sementara secara tahunan mencapai 0,93%,” jelasnya.
Sebelumnya, konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi untuk bulan Maret 2024 sebesar 2,91% secara tahunan dan 0,4% secara bulanan. Sembilan dari 25 ekonom memperkirakan bahwa inflasi akan melampaui 3%.
Proyeksi ini lebih tinggi dari inflasi yang terjadi pada Februari 2024, yang berada di level 2,75% secara tahunan dan 0,37% secara bulanan.