Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa dolar AS menguat mencapai level tertinggi dalam 3 minggu terakhir karena penurunan suku bunga Swiss National Bank (SNB) meningkatkan ketidakpastian terhadap prospek The Fed.
“Di sisi lain, Bank Sentral AS, The Fed, mengalami peningkatan prospek pertumbuhan pada tahun 2024. Meskipun diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada Juni 2024, kebijakan yang cenderung hawkish dari The Fed diprediksi akan menguntungkan dolar AS dibandingkan dengan mata uang negara lain,” katanya dikutip, Senin (25/3).
Dalam konteks domestik, investasi pasca-Pemilu 2024 mulai meningkat, investor tidak lagi bersikap “wait and see,” terutama pada perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekonomi dan bisnis yang meningkat. Sektor ekspor yang terkait dengan hilirisasi dan pertambangan juga mengalami pertumbuhan.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 diproyeksikan berada dalam rentang 4,7% hingga 5,5%, dengan titik tengahnya di 5,1%.