Sementara itu, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diperkirakan akan tetap netral setidaknya hingga September 2024. Kondisi suhu muka laut di Indonesia juga diprediksikan akan mengalami peningkatan, dengan kisaran +0,5 hingga +2,0 derajat Celsius lebih hangat dari kondisi normal.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga memberikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi musim kemarau 2024.
BMKG mengimbau Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang diyakini akan mengalami musim kemarau dengan sifat bawah normal (lebih kering dari biasanya).
“Wilayah-wilayah tersebut diperkirakan berpotensi mengalami bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, serta kekurangan sumber air,” jelasnya.
Pemerintah daerah, kata Dwikorita, diharapkan dapat lebih optimal dalam melakukan penyimpanan air menjelang akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air lainnya melalui upaya pengelolaan sumber daya air secara efektif.
“Selain itu, tindakan antisipasi juga diperlukan di wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau atas normal (lebih basah dari biasanya), terutama terkait dengan tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi,” ujarnya.