Ekonomi & Bisnis

Begini Aksi Korporasi di Tengah Proyeksi Saham BUMN

×

Begini Aksi Korporasi di Tengah Proyeksi Saham BUMN

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi IHSG bursa saham Indonesia dan mesin algoritma (IST/Angindai.com).
Ilustrasi IHSG bursa saham Indonesia dan mesin algoritma (IST/Angindai.com).

Angindai.com – Para pelaku pasar semestinya memberi perhatian khususnya pada saham-saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain melakukan berbagai aksi korporasi dan restrukturisasi, sejumlah katalis juga mengiringi langkah perusahaan pelat merah tersebut.

Salah satu aksi terbaru adalah akuisisi yang dilakukan oleh Mining Industri Indonesia (MIND ID), yang resmi mengakuisisi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Meskipun demikian, MIND ID tidak menjadi pengendali utama INCO, tetapi akan menjalankan kontrol bersama dengan Vale Canada Limited.

Respon pasar terhadap aksi ini terlihat dari lonjakan harga saham INCO sebesar 3,92% pada perdagangan Selasa 27 Februari 2024, namun saham anak usaha MIND ID, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), mengalami penurunan.

Analisis dari berbagai pihak menunjukkan bahwa akuisisi ini tidak berpengaruh signifikan bagi saham-saham emiten tambang BUMN. Para pelaku pasar lebih memperhatikan fluktuasi harga komoditas sebagai faktor krusial yang mempengaruhi saham-saham tersebut.

Di sektor infrastruktur, Thoriq menilai PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) punya momentum yang menarik menjelang musim mudik Idul Fitri 2024. Lonjakan lalu lintas dan penggunaan jalan tol akan menjadi pendorong laju kinerja JSMR.

Thoriq menilai JSMR layak koleksi dengan target harga di Rp 5.800. Selain JSMR, Thoriq melirik saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).

Target harga masing-masing berada di level Rp 6.325 dan Rp 1.510. Sementara Hadrian melihat potensi trading buy untuk saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). 

Target harga masing-masing berada di level Rp 6.325 dan Rp 1.510. Sementara Hadrian melihat potensi tranding buy untuk saham Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI). Cermati support area di Rp 6.900 dan resistance pada level Rp 7.400 untuk Bank Mandiri.

Sedangkan support BNI ada di Rp 5.800 dengan target harga di Rp 6.225. Reza juga menjagokan saham perbankan BUMN, yakni BBRI, BMRI, BBNI, BBTN dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Saham pilihan lainnya adalah JSMR, ANTM, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan trading buy untuk GIAA mencermati support di Rp 64 dan target harga pada Rp 76 – Rp 82. Kemudian, trading buy untuk saham BMRI (support: Rp 6.950), BBRI (support: Rp 6.050) dan BBNI (support: Rp 5.800).

Target harga untuk BMRI, BBRI dan BBNI masing-masing ada pada level Rp 7.250, Rp 6.300, dan Rp 6.125. Selain itu, Herditya menyarankan wait and see terhadap saham KRAS dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).”.

Namun, ada optimisme bahwa akuisisi oleh MIND ID dapat membawa dampak positif bagi INCO, dengan menguatnya harga saham INCO sebagai representasi dari keyakinan investor terhadap langkah ini.

Selain itu, ada perhatian terhadap restrukturisasi utang yang dilakukan oleh sejumlah BUMN, seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), yang juga dapat mempengaruhi pergerakan saham BUMN.

Investor disarankan untuk mengadopsi strategi “wait and see” sambil memperhatikan konfirmasi volume sebelum membuat keputusan investasi, serta tetap cermat dalam menilai progres restrukturisasi dan kinerja keuangan perusahaan.