Rapat ini dihadiri Forkopimda Sulsel, Bupati dan Wali Kota, Ketua KPU dan Bawaslu Sulsel, Pimpinan Instansi Vertikal, Kepala Unit Kesehatan Unsur TNI/Polri Provinsi Sulsel, Pimpinan Perguruan Tinggi, Ketua Organisasi Profesi Kesehatan, serta Pimpinan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta.
“Pemerintah Provinsi Sulsel adalah satu-satunya di Indonesia yang memiliki satgas seperti ini,” ungkap Pj Gubernur Sulsel Bahtiar.
Ia menjelaskan bahwa kehadiran Satgas Kesehatan Petugas Pemilu ini merupakan hasil refleksi dari kejadian banyaknya petugas penyelenggara Pemilu meninggal dunia pada Pemilu 2019 lalu. Total ada 894 petugas yang meninggal dunia, dan 5.175 petugas mengalami sakit akibat kelelahan.
“Kami tidak ingin kejadian tahun 2019 terulang, di mana banyak petugas kelelahan, lalu ada yang meninggal dan sakit. Oleh sebab itu, upaya antisipasi dan pencegahan harus dilakukan,” ungkap Bahtiar.
Bahtiar menyatakan bahwa dengan adanya pos pembantu kesehatan di setiap TPS, petugas medis bisa segera memberikan pertolongan pertama jika ada petugas yang sakit.
Dia juga menambahkan bahwa Polda Sulsel memberikan dukungan yang luar biasa dengan petugas medisnya ikut serta, begitu juga dengan Kodam XIV Hasanuddin yang semua petugas medisnya terlibat, serta Angkatan Laut dan Angkatan Udara serta perguruan tinggi dan relawan kesehatan di Sulsel turut serta dalam upaya ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, menjelaskan bahwa layanan kesehatan akan hadir pada lebih dari 20 ribu TPS. Di posko kesehatan tersebut, terdapat dokter, tenaga medis, apoteker, dan ambulance.
“Dengan adanya layanan kesehatan ini, kita dapat mengantisipasi jika ada petugas yang sakit atau kelelahan,” kata Ishaq Iskandar.
